Advertisement

Responsive Advertisement

Penutup

Memang berbicara pesantren dengan segala kekurangannya sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusianya. Dan berbicara sumber daya manusianya pun memang tidak terlepas dari keberadaan dan realita pesantren itu sendiri secara utuh. Sebab regenerasi, pengkaderan manusia pesantren dalam dasawarsa belakangan ini dinilai kurang produktif (kalau tidak ingin dikatakan mandeg). Semua ini adalah konsekwensi logis dari ide dinasti, sistem dan kwalitas pendidikan yang semakin menurun. Bukti berbicara, banyak pesantren yang maju pada akhirnya malah runtuh karena keluarga kiainya tidak mampu melanjutkan atau tidak ada generasi penerus yang kredibel dan mumpuni.

Di samping marak juga pesantren-pesantren baru bemunculan yang motif mulanya adalah pengembangan materi, sehingga kualitas ilmiah dan moral penerusnya menunjukkan kurang menguntukan. Padahal jika lembaga ini diserahkan penuh kepada ummat Islam yang kaya akan sumber daya manusia niscaya pada gilirannya, rahim pesantren itupun tidak akan kering generasi tangguh menjadi sumber daya manusia umat ini dengan subur.
Akhirnya sebuh konsep yang rendah ini penulis persembahkan kepada siapa saja yang berkompten terhadap eksistensi dan kemajuan pesantren. Penulis yakin bahwa ide i ni masih sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran sangat diperlukan demi kesempurnaan. Semoga lembaga produk institusi pendidikan asli Indonesia yang bernama pesantren ini dapat berperan aktif. Produktif melahirkan kader-kader zamannya yang tangguh dan maju. Wallahua’alam bisshawab. **

Oleh : Sheikh Rohimuddin Nawawi Al-Bantany Al-Husainy

Post a Comment

0 Comments